Tulisan ini dibuat oleh Mas Arif, SF kami, pada tanggal 19 Juli 2008. Pada waktu itu akan diadakan pelatihan Media Warga untuk semua fasilitator keesokan harinya, dan setiap tim diminta melaporkan sebuah tulisan untuk dianalisa besama. Nah, ketika kami sedang "nglembur" di desa Burikan, dibuatlah tulisan ini sebagai liputan kami. Sayangnya, pada waktu pelatihan, tim kami tidak kebagian jatah melaporkan liputan karena waktu habis. Baru saja aku menemukan file ini di laptop. Jadi kenapa tidak dipublikasikan disini saja??
Mungkin sudah sering kita lihat slogan tersebut di jalan-jalan protokol maupun di warung-warung kaki lima di seantero nusantara. Maklum slogan ini diusung untuk iklan sebuah rokok yang sudah punya nama. Memang pesan yang ingin di sampaikan adalah mengingatkan kita untuk tidak banyak bicara dan lebih banyak kerja. Itu juga yang menjadikan inspirasi bagi Lilik Erfana, Citra Anggia, Abdul Rouf, Ris Wahyudi dan Arifudin Zakaria yang tergabung dalam Tim 4 PNPM-P2KP Korkab Kudus. Dengan slogan Think Big, Start Small, And Action Now!! mencoba untuk memfasilitasi program PNPM-P2KP ini agar masyarakat bisa lebih berdaya dan mandiri.
Mewujudkan masyarakat mandiri dan berdaya bukanlah hal mudah, karena akan banyak terbentur dengan karakteristik masyarakat yang berbeda, juga pemahaman didalam penerimaan program, terlebih memfasilitasi program yang masuk dalam lokasi lama, dimana disana BKM sudah terbentuk dan adanya stigma bantuan ‘dana kapal pecah’ dan di satu sisi kita juga sebagai agen proyek, dimana pekerjaan sudah tertarget di dalam time schedule.
Itu pula yang dihadapi oleh teman-teman di Tim 4 Korkab Kudus, sehingga capaian dari tiap siklus di tiap desa dampingan sangat beragam. Terlebih lagi target untuk tahun 2008, dimana sisa BLM tahun 2007 harus bisa diserap pada bulan Juli, dan penyerapan 80% BLM tahun 2008 pada bulan Agustus –Oktober. Sehingga mau tidak mau diperlukan pendampingan yang intens dari semua fasilitator.
Dari hal itulah sesuai dengan koordinasi tim tertanggal 15 Juli 2008, maka pendampingan dilaksanakan intens dengan cara penjadwalan pendampingan tiap BKM secara maraton untuk finalisasi penyerapan BLM tahun 2007 sebagai target awal tim.
Memang penjadwalan ini banyak mendapat pro dan kontra dari BKM desa dampingan, karena diharapkan dalam waktu 2-3 hari BKM bisa memfasilitasi terpenuhinya persyaratan pencairan BLM termin selanjutnya. Bagi yang Pro, hal ini dianggap sebagai hal yang positif karena adanya target yang jelas yang ingin dicapai oleh BKM dan faskel sehingga BKM tidak selalu menyalahkan faskel ketika mereka butuh pendampingan, dan bagi yang kontra, mereka berasumsi bahwa BKM adalah pekerja sosial (Relawan) sehingga dengan adanya hal ini, banyak menyita waktu sedangkan disini (BKM) tidak bisa dijadikan profesi, dimana ada kompensasinya.
Terlepas dari pro dan kontra BKM, tim tetap exist melaksanakan strategi ini, karena ada kelihatan hasilnya, dan meskipun penjadwalan ini juga banyak membutuhkan energi dan fikiran, terbukti dari mulai diterapkannya kebijakan ini, sudah terjadi 2 accident yaitu Lilik Erfana (Fasek) terjatuh dari motornya karena terlalu banyak memikirkan kolektibilitas dan Ris Wahyudi (Fastek) terjatuh karena dituntut pendampingan RAB yang harus segera selesai, tapi dengan cinta.., rasa sakit terasa nikmat, dan dengan cinta kita.. bisa… ! Mari kita bercinta….! Tq.
0 komentar on "Talk Less Do More"
Posting Komentar