Minggu, 19 Juli 2009

Keajaiban-keajaiban itu

Diposting oleh erfana di Minggu, Juli 19, 2009 0 komentar
Semakin nyata olehku
Bahwa Engkau tidak pernah mengecewakan aku
Tidak pernah berpaling dariku
Setiap doaku
Dengan caraMu,
Kau kabulkan untukku

Ya Allah
Kuharap aku pantas
Untuk menerima keajaiban keajaiban Mu
Seperti kemarin, hari ini, dan esok-esok hari
Sampai akhir hidupku
Engkau akan selalu ada
Di setiap langkahku

Kamis, 16 Juli 2009

Keikhlasan dalam Mencintai

Diposting oleh erfana di Kamis, Juli 16, 2009 1 komentar
Aku mempunyai dua orang sahabat sejak kecil.Kami bertiga sejak dulu dekat banget seperti saudara. Sering menghabiskan waktu bersama, namun kini semuanya telah berubah. Salah satu sahabatku beberapa tahun belakangan ini pindah ke luar pulau. Kisah hidupnya mengharukan. Dia pindah ke Bukittinggi bersama suaminya yang kenal lewat telepon. Kemudian terjadilah kisah ajaib itu, saling kenal, pacaran, dan dilamar lewat telepon, serta menikah ketika sehari sebelum akad nikah, pria itu baru dilihatnya secara langsung. Tiga hari kemudian dia pindah ikut suaminya ke Bukittinggi.

Sejak ikut suaminya, praktis dia tidak pernah pulang ke Kudus, selama tiga tahun, Cuma sekali dia kesini, waktu anaknya berumur kurang dari satu tahun. Selama itu, kami hanya berhubungan lewat telepon. Dulu sering sekali kami ngobrol berjam-jam berdua. Tidak peduli tagihan pulsa yang membengkak. Karena aku tahu, dia kadang sungguh merasa kesepian tinggal begitu jauh dari kampung halaman.

Pada suatu pagi, waktu aku sedang ada di rumah, teleponku berbunyi, dari sahabatku itu. Aku sengaja tidak segera mengangkatnya karena di rumah lagi ramai banget dan biasanya kalau dia sedang telepon, pasti butuh tempat tenang karena kami pasti akan ngerumpi seru. Aku mulai curiga waktu hapeku terus berdering. Tak lama kemudian, ada sms masuk. Dari dia, smsnya singkat. ”Suamiku meninggal dunia tadi pagi”
Sontak aku terkejut, aku telepon dia, dia sudah tidak bisa bicara karena menangis hebat. Aku matiin telepon dan kucoba menghubungi keluarganya yang ada di sini. Barulah aku tahu ceritanaya. Suaminya meninggal mendadak. Aku juga menangis saat itu.

Setelah itu, kami jadi lebih sering berhubungan. Entah telepon atau sms. Kami sering menangis bersama. Dia menceritakan kegundahannya apakah dia akan pulang ke Jawa atau menetap disana. Aku juga semakin sering ke rumah keluarganya, sekedar menanyakan kabarnya kepada ibunya yang sudah seperti ibuku sendiri, saling menguatkan. Hingga lama-lama frekuensi hubungan kami jadi semakin berkurang. Mungkin karena kesibukan kami.

Hingga kemudian, beberapa bulan lalu, waktu aku sedang rapat di desa dampingan, aku ditelepon olehnya. Suaranya terdengar bahagia. Dia bilang dia sudah ada di Kudus selama satu minggu. Aku kaget, spontan jawab , ”Sudah seminggu dan baru sekarang nelepon aku? Keterlaluan” Sahutku sambil bercanda.
Kami lalu memutuskan janjian. Kami berdua ditambah satu orang sahabat kami yang lain. Jadilah kami bertiga ketemuan pada suatu sore. Sengaja aku menekankan kata-kata sendirian waktu mengajak mereka ketemu. Bukan apa-apa, aku cuma pengen kami bisa berbagi cerita bersama sepuasnya tanpa diganggu oleh orang lain.

Dan ternyata, justru aku (tepatnya kami berdua) yang kaget melihat sahabatku tersayang itu datang. Dia memang datang sendiri, tapi tengah hamil besar sekitar 6 bulanan. Sesore itu, kami bertiga, malah jadi canggung, saling menjaga jarak.Tidak akrab dan ceria seperti dulu kami bertiga kalau ngumpul, tapi penuh dengan basa basi seadanya.Tak ada cerita-cerita yang keluar dari mulut kami bertiga. Sampai tiba saatnya berpisah. Bahkan hari-hari setelahnya pun, sekalipun aku tidak pernah bertemu lagi dengannya, Smspun tidak, padahal dia di kota ini selama 18 hari. Cuma saat dia mau pulang ke Bukittinggi, dia sms untuk pamitan. Cuma itu.

Perasaanku, waktu melihat dia hamil, aku sakit hati. Kenapa dia tidak cerita? Padahal dulu aku ingat sekali kami sering menangis bersama di telepon ketika dia cerita betapa ia sangat kesepian dan kehilangan suaminya. Lalu, ketika dia menikah lagi, kenapa dia tidak memberitahuku? Dengan siapa, kapan, bagaimana ceritanya? Aku marah. Itulah sebabnya kemudian aku bahkan tidak ingin menghubunginya. Waktu itu aku merasa, kenapa dia cuma butuh aku saat dia sedih saja, dan ketika dia bahagia, dia bahkan tidak sedikitpun ingat padaku. Padahal aku mengkhawatirkannya setiap waktu. Aku menganggapnya egois.

Sudah empat bulan berlalu. Akhir akhir aku sering memikirkannya. Aku sadar, selama ini akulah yang egois. Aku yang jahat, yang tidak rela sahabatnya bahagia.
Memangnya kenapa kalau dia tidak mengabariku kalau dia sudah menikah, bukankah yang penting dia baik-baik saja? Bukankah selama ini itulah doaku untuknya. Apa aku mengharapkan dia terus-terusan menangis agar aku bisa ada di hatinya terus. Berarti Aku yang egois. Yang tidak rela dia bahagia.

Padahal mestinya aku tahu, kalaupun dia tidak menghubungiku saat-saat itu, pastilah bukan karena aku tidak temasuk di list orang-orang yang ada dihatinya. Mungkin karena dia hanya tidak sempat, dia tidak ingin aku lebih mengkhawatirkannya, atau sebab-sebab lain yang pastinya dia telah memikirkannya masak-masak. Karena kami kenal bukan setahun-dua tahun. Tapi bertahun-tahun lamanya. Dan aku begitu bodoh hingga melewatkan kesempatan langka untuk menghabiskan waktu bersamanya, tapi aku malah menghakiminya begitu saja.

Cerita ini, mengingatkanku bahwa, jika aku mencintai seseorang, aku harus bisa ikhlas. Mencintai adalah melepaskan. Bukan memaksakan. Sama seperti ketika aku mencintai sahabatku, ketika aku ingin akulah pusat dunianya, semuanya cerita penting hidupnya harus aku ketahui, tidak boleh aku melewatkan setiap kisah hidupnya. Bukan. Itu bukan mencintai. Itu egois. Sama seperti ketika mencintai orang yang tidak mencintai kita lalu kita marah, lalu menutup diri darinya, menganggapnya bodoh dan malah menjelek-jelekkannya, berarti kita tidak benar-benar mencintai. Aku selalu berpikir bahwa cinta itu tulus, yang tidak perlu alasan, tidak perlu syarat, yang tidak peduli apakah orang yang kita cintai mempunyai perasaan yang sama dengan kita atau tidak. Karena melihat orang yang kita cintai bahagia, sungguh merupakan hadiah terindah dari cinta itu sendiri. Walaupun dia tidak bersama kita.

Sabtu, 11 Juli 2009

My New Template

Diposting oleh erfana di Sabtu, Juli 11, 2009 0 komentar
Ganti wajah baru lagi nih blog ini. Perasaan, lebih sering ganti template daripada ngupdate postingan deh!
Padahal udah ada yang ngingetin kalo ganti template bisa bikin kacau blog. Ada yang harus ilang dan sebagainya. Iya siih..i know. Tapi aku belum menemukan template yang benar benar aku suka.
Kalau yang ini, lumayan lah. Aku suka banget warnanya. Bikin seger. Gambar kartunnya, khas aku banget kalau lagi santai di rumah jaman dulu. Dengerin musik sambil nyantai. Biasanya sih ditemani buku juga. Alangkah indahnya duniaku dulu ha ha..
Sekarang, wah, kesempatan langka bisa menghabiskan waktu dengan cara seperti itu. Tapi bukan berarti gak mungkin kan? Cuma butuh tekad yang kuat dan gak peduli sama yang laen he he..
Nah, setidaknya melihat blogku ini sudah cukup bikin aku nyaman. Simple n fresh. Jadi, sebelum aku bosen dan ganti tampilan lagi, enjoy it!

Kamis, 09 Juli 2009

I've got an accident!

Diposting oleh erfana di Kamis, Juli 09, 2009 0 komentar
Kemarin pagi, aku ke jepara sama omku, rangga-adik sepupuku. Kami mau nganter komputernya anik yang sudah gak kepakai karena dia sekarang punya netbook baru. Biar komputernya dimanfaatkan sepupu sepupuku yang di jepara.
Habis sholat ashar, kami bertiga pulang ke kudus. Dan terjadilah kecelakaan tersebut. Mobil yang kami naiki terserempet mobil yang sedang menyalip sebuah mobil lain dari arah yang berlawanan dengan kami. Seketika itu terjadi benturan hebat sampai ban kanan mobil kami terlepas. Jadilah kami terseret ke samping jalan dan terus maju sampai beberapa ratus meter sebelum akhirnya terhenti di pinggir jurang. Setelah itu, hanya kepanikan yang melandaku, karena rangga yang berumur 6 tahun tak berhenti menjerit-jerit, tangan dan kakiku yang sakit banget, omku yang berdarah banyak sekali, jg aku yg ternyata ada di tepi jurang, yang untuk turun harus melompat dan ditangkap oleh orang2 yang sudah mulai berkerumun mengerubungi mobil kami.
Sambil memeluk rangga yang menangis, aku langsung telpon bapak-memintanya cepat datang ke jepara, telpon ris-karena kupikir dia ada di jepara, dan sms semua nomor yang ada di phonebook m3ku yang cuma terdiri dari 10 nama. Hape yang satu lagi sempet terlempar dari tasku jadi langsung mati seketika.
Omku sama rangga langsung dilarikan ke igd terdekat karena dilihat yang paling banyak darahnya. Sementara aku, harus menahan sakit di tangan dan kakiku yang masih saja mengeluarkan darah, sambil harus menjawab banyak pertanyaan dari polisi di tempat kejadian. Sendirian,disamping mobil yang hancur,dikerumuni puluhan orang, dihadapi 3 orang polisi, seumur umur baru kali ini aku mengalami hal seperti ini.
Untungnya ada orang yang sadar dengan keadaanku ketika melihat telapak tanganku yg berlumuran darah, lalu meminta salah satu polisi buat mengantarku juga ke igd.
Jadilah aku diantar kesana terus langsung ditinggal. Aku mencari omku dan rangga, tapi tidak ketemu juga, ruangan igd tertutup rapat jadi aku tidak berani masuk. Aku pergi ke musholanya saja,lalu membersihkan darahku terus sholat. Lega juga karena lukaku gak ada yang serius.
Setelah sholat,aku masih nunggu di luar ruang igd. Tawaran perawat yang mau memeriksaku kutolak dengan manis. Aku gak apa apa. Lagipula, aku masih harus menghubungi banyak orang.
Bapak sampe di tempat kejadian langsung ke polsek karena waktu tanya kepada polisi yang ada disana, gak ada yang tahu kami bertiga dimana. Gimana coba? Setelah nunggu satu jam, omku selesai dirawat, ada 9 jahitan di kakinya, rangga cuma dikasih obat pengurang nyeri.
Akhirnya, bapak dan omku datang, cukup membuatku merasa jauh lebih tenang. Tapi aku dan omku masih harus membuat laporan kepolisian. Jadinya, masih harus menghabiskan waktu 1 jam lagi disana untuk diwawancarai polisi.
Jam sepuluh malem, kami semua baru nyampe rumah. Suasana di rumah juga heboh banget. Tetangga tetangga pada datang dan menunggu kami semua.
Alhamdulillah, kami bertiga selamat. Bapak yang pertama kali melihat mobil kami bilang bahwa kami sangat beruntung mengingat keadaan mobil yang parah banget.
Jadinya, hari ini aku tidur di rumah seharian, badanku rasanya sakit semua, ada memar memar di seluruh tubuh karena terbentur dashboard waktu melindungi rangga saat kecelakaan terjadi. Tapi basically aku baik baik saja.
Buat semuanya, makasih buat doanya. Dengan doa kalian, aku masih dilindungiNya. Thanks. Love u all.

Selasa, 07 Juli 2009

Tulisanku Malam ini

Diposting oleh erfana di Selasa, Juli 07, 2009 0 komentar
Sudah sebulan lebih gak ngeblog.
Banyak hal yang terjadi.
Seru, sedih, seneng, haru, semua rasa hadir
Aku harap, sebulan terakhir ini
Aku menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya
Walaupun masih saja
Kadang beberapa kali melewatkan sholat di awal waktu hanya karena gak pengen dianggap sok
Melewatkan kesempatan bersedekah begitu saja karena malu dilihat orang
Tidak ikhlas puasa sunah dan merasa berat banget melakukannya
Kadang sering males bangun malam
Gak disiplin ngajinya
Tapi Aku berharap
Sungguh berharap
Mulai sekarang dan seterusnya
Takkan kulewatkan lagi
Semua cara yang kubisa
Untuk lebih mencintaiMu
Dan membuatMu
Lebih Mencintaiku
 

Tentangku Copyright © 2009 Girl Music is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez