Hari ini, tibalah saatnya..
Sore tadi, kami satu tim, berlima, ke kantor menghadap korkot.
Agendanya, Mas Arif, SF kami selama ini, pamitan dan menyerahkan tim 4 kepada jajaran askot korkotnya.
Yup, berita inilah yang telah kami simpan sejak lama. Sejak Januari 2009, Mas Arif ternyata telah diterima sebagai PNS di Kabupaten Demak. Kepastiannya, baru pada awal Mei kemarin, setelah dia benar-benar menceritakannya pada kami pada waktu koordinasi tim. Kaget, jelas! Sedih, ya iyalah..
Semuanya, seperti mimpi bagiku. Seperti flash back mengulang tahun lalu saat aku dan Citra juga mengalami kejadian yang sama ketika SF kami waktu itu mengundurkan diri. Cuma bedanya, waktu itu, aku siap seratus persen, karena bulan-bulan sebelumnya, kami memang seperti sudah tidak punya SF dikarenakan banyak hal.
Hari ini tadi, walau aku sudah tahu saat ini akan terjadi, aku tidak pernah benar-benar siap. Aku tidak pernah benar-benar bisa menerima kepergian Mas Arif.
Tadi, kami berlima, duduk melingkar, berhadapan dengan Mas Anang, Mas Afif dan Mas Edi di ruangan tertutup. Acara dibuka dengan sambutan informal dari Mas Arif. Kata-katanya sungguh membuatku terharu. Dia mengucapkan terima kasih karena sudah ditempatkan di tim yang hebat. Yang tiap personilnya workaholic semua. Aku, Citra, Dul, Ris. Yang kadang sampai workaholicnya, kami sering dapat complain dari keluarga masing-masing.
Juga betapa kami sudah teramat dekat, saling membantu, menguatkan, menutupi kekurangan, sampai kami mampu bertahan sejauh ini. Yang capaiannya, alhamdulillah, tidak pernah terlalu mengecewakan. Mas Arif juga cerita, bagaimana kami beberapa waktu lalu sempat berdiskusi untuk menentukan siapa diantara kami berempat yang akan menggantikan dia. Dari kesepakatan tim, dan pemilihan suara, maka terpilihlah Ris sebagai calon pengganti SF. Karena saat-saat ini, mungkin sulit bagi korkot untuk memutuskan siapa SF yang akan masuk dalam tim secepatnya.
Setelah Mas Arif, giliranku yang bicara. Intinya sih, aku juga menceritakan prosedur koordinasi tim dalam menentukan siapa SF baru kami.
Kemudian, Mas Anang yang terakhir menanggapi semua pembicaraan kami. Menceritakan juga betapa kagetnya dia waktu pertama kalinya Mas Arif pamitan beberapa waktu lalu secara pribadi dengannya. Dia juga bilang, selama ini tim kami lah salah satu yang dibanggakannya. Bisa diandalkan, dan selalu membuatnya merasa aman dalam kondisi apapun. Yang selama ini, selalu berusaha dipertahankannya agar tidak ikut terkena rolling tim (akhirnya aku tahu kenapa ketika tim-tim lain diobrak-abrik, tim kami ini selalu saja luput dari pergantian formasi. Bangga juga he he). Tim yang sangat solid, katanya. Kata-katanya setelah itu sih khas seorang korkot banget. Yang menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras Mas Arif dan tim, tentang prosedur-prosedur pergantian SF dan macem-macem.
Kemudian, dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol biasa, yang kadang diselingi candaan-candaan ringan, yang tetap saja tidak bisa menenangkan hatiku.
Hasil akhirnya sih, masih menunggu keputusan KMW tentang siapa yang akhirnya akan benar-benar menggantikan Mas Arif sebagai SF di tim kami. Bisa Ris, sesuai kesepakatan kami, bisa juga orang lain.
Keluar dari ruangan itu, aku tidak tahu bagaimana perasaanku. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kurasakan. Namun yang pasti, aku tahu, ada yang hilang..
Senin, 25 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Tibalah Saatnya"
Posting Komentar