Tahu BPKP kan? Iya, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan yang itu. Ini nih yang jadi selebritis paling top dan paling banyak dibicarakan oleh semua faskel se kabupaten Kudus sekarang ini. Kabar tentang kunjungan BPKP ini sebenarnya sudah beredar sejak bulan Maret lalu, tapi kabar kepastiannya diterima tanggal 1 kemaren.
Setelah koordinasi SF siang itu, sore harinya Mas Arif langsung mengadakan koordinasi Tim. Langsung deh bagi-bagi tugas mempersiapkan semua dampingan kalau-kalau BPKP mempunyai firasat jitu mengunjungi salah satu (atau salah dua) desa dampingan kami. Wuih, benar-benar deh Sf ku yang satu ini, tidak tanggung-tanggung, langsung menjadwalkan acara roadshow ke desa-desa selama tiga hari penuh karena hari seninnya, “tamu” kehormatan sudah datang di kota tercinta ini.
So, keesokan harinya, hari Kamis, dimulailah roadshownya. Sehari kami harus menyelesaikan 3 desa. Pagi sampai siang, siang sampai sore, kemudian sore sampai malam. Full, tanpa acara pulang ke base camp or istirahat. Kami berlima membawa banyak perlengkapan, dua buah laptop, satu printer, dan dokumen-dokumen, berkas-berkas penting serta kelengkapan-kelengkapan lain yang sekiranya akan diperlukan nantinya. Berat banget deh bawanya, apalagi mengerjakannya he he…
Jadinya, selama tiga hari kemudian, kami pulang malam terus, minimal jam setengah sebelas malam kami baru pulang. Benar-benar parah capeknya. Padahal aku juga masih harus mengerjakan tanggungan kerjaan MK yang kudu selesai juga. Sampai-sampai alarm aku setel dengan volume full biar bisa bangun sebelum subuh untuk nyicil kerjaan.
Sabtu malam, diadakan monev dari askot dan korkot tentang kelengkapan dokumen-dokumen BKM di tiap tim. Kami semua sudah capek banget, dan sudah pasrah saja apapun yang terjadi. Untungnya semuanya berjalan lancar. Yah, yang monev juga sudah capek setelah keliling di semua tim bergantian dari pagi. Jam sembilan aku sama citra sudah kabur dari base camp dan pulang ke rumah.
Hari minggu, aku terima kabar kalau banyak teman-teman yang pada nglembur. Tapi pagi-pagi, aku sudah di sms mas Arif, agar kita turun mesin dulu dan dipersilakan istirahat. Yah, mana bisa? Garapanku masih banyak, sukses deh meneruskan ritual bangun di pagi buta buat ngerjain tugas.
Senin, the big Day. Aku bangun tidur dengan tidak memikirkan apa-apa. Aku sudah benar-benar pasrah. Yang aku tahu, kami sudah bekerja keras, dan apapun hasilnya, kami ikhlaskan saja. Jadi, kami bertemu di basecamp sambil ketawa-ketiwi. Mas Arif cerita kalau dia sampai mimpi kalau BPKP sudah mengaudit Kudus, Dul juga mimpi kalau tetangganya juga ikut panik karena tiba-tiba dikunjungi BPKP. Buset, sampai segitunya mereka mikirin itu, sampai dimimpi-mimpiin segala.
Akhirnya, baru ketahuan deh hari ini, tentang kejelasan nasib semua faskel yang nunggu berdebar-debar nasib mereka. And you know what, desa yang dikunjungi adalah desaku. Purwosari. He he he. Well, setidaknya sudah diketahui kan? Pikirku. Setidaknya juga, menurutku Purwosari juga jauh lebih siap untuk dikunjungi dibandingkan desa-desa lainnya. Jadi mau gimana lagi, gak ada yang bisa dilakukan selain menerimanya dengan tenang. Panik juga percuma, malah tambah mumet nantinya. Sore tadi aku malah menyempatkan diri buat maen di warnet bareng adik he he, padahal udah berkali-kali ditelpon mas Afif. Buat semuanya, tolong doanya ya agar semuanya baik-baik saja. Rencananya BPKP baru benar-benar turun ke desa setelah Pemilu. Tadi kami hanya diminta mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk dipelajari oleh tim BPKP. Wish we luck, oke?
Setelah koordinasi SF siang itu, sore harinya Mas Arif langsung mengadakan koordinasi Tim. Langsung deh bagi-bagi tugas mempersiapkan semua dampingan kalau-kalau BPKP mempunyai firasat jitu mengunjungi salah satu (atau salah dua) desa dampingan kami. Wuih, benar-benar deh Sf ku yang satu ini, tidak tanggung-tanggung, langsung menjadwalkan acara roadshow ke desa-desa selama tiga hari penuh karena hari seninnya, “tamu” kehormatan sudah datang di kota tercinta ini.
So, keesokan harinya, hari Kamis, dimulailah roadshownya. Sehari kami harus menyelesaikan 3 desa. Pagi sampai siang, siang sampai sore, kemudian sore sampai malam. Full, tanpa acara pulang ke base camp or istirahat. Kami berlima membawa banyak perlengkapan, dua buah laptop, satu printer, dan dokumen-dokumen, berkas-berkas penting serta kelengkapan-kelengkapan lain yang sekiranya akan diperlukan nantinya. Berat banget deh bawanya, apalagi mengerjakannya he he…
Jadinya, selama tiga hari kemudian, kami pulang malam terus, minimal jam setengah sebelas malam kami baru pulang. Benar-benar parah capeknya. Padahal aku juga masih harus mengerjakan tanggungan kerjaan MK yang kudu selesai juga. Sampai-sampai alarm aku setel dengan volume full biar bisa bangun sebelum subuh untuk nyicil kerjaan.
Sabtu malam, diadakan monev dari askot dan korkot tentang kelengkapan dokumen-dokumen BKM di tiap tim. Kami semua sudah capek banget, dan sudah pasrah saja apapun yang terjadi. Untungnya semuanya berjalan lancar. Yah, yang monev juga sudah capek setelah keliling di semua tim bergantian dari pagi. Jam sembilan aku sama citra sudah kabur dari base camp dan pulang ke rumah.
Hari minggu, aku terima kabar kalau banyak teman-teman yang pada nglembur. Tapi pagi-pagi, aku sudah di sms mas Arif, agar kita turun mesin dulu dan dipersilakan istirahat. Yah, mana bisa? Garapanku masih banyak, sukses deh meneruskan ritual bangun di pagi buta buat ngerjain tugas.
Senin, the big Day. Aku bangun tidur dengan tidak memikirkan apa-apa. Aku sudah benar-benar pasrah. Yang aku tahu, kami sudah bekerja keras, dan apapun hasilnya, kami ikhlaskan saja. Jadi, kami bertemu di basecamp sambil ketawa-ketiwi. Mas Arif cerita kalau dia sampai mimpi kalau BPKP sudah mengaudit Kudus, Dul juga mimpi kalau tetangganya juga ikut panik karena tiba-tiba dikunjungi BPKP. Buset, sampai segitunya mereka mikirin itu, sampai dimimpi-mimpiin segala.
Akhirnya, baru ketahuan deh hari ini, tentang kejelasan nasib semua faskel yang nunggu berdebar-debar nasib mereka. And you know what, desa yang dikunjungi adalah desaku. Purwosari. He he he. Well, setidaknya sudah diketahui kan? Pikirku. Setidaknya juga, menurutku Purwosari juga jauh lebih siap untuk dikunjungi dibandingkan desa-desa lainnya. Jadi mau gimana lagi, gak ada yang bisa dilakukan selain menerimanya dengan tenang. Panik juga percuma, malah tambah mumet nantinya. Sore tadi aku malah menyempatkan diri buat maen di warnet bareng adik he he, padahal udah berkali-kali ditelpon mas Afif. Buat semuanya, tolong doanya ya agar semuanya baik-baik saja. Rencananya BPKP baru benar-benar turun ke desa setelah Pemilu. Tadi kami hanya diminta mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk dipelajari oleh tim BPKP. Wish we luck, oke?
0 komentar on "BPKP oh BPKP"
Posting Komentar